Si Sensor yang Realistis
Sensor menyerap informasi dari kelima inderanya: apa yang dia lihat, dengar, kecap, sentuh, dan cium. Dia fokus pada apa yang sesungguhnya ada dan terjadi. Tanda-tandanya, nih:
• Selalu menggunakan logika. ‘Masuk akal’ menjadi motto hidupnya. Melakukan hal-hal nyeleneh? Buang-buang waktu saja!
• Dia menikmati hidup, dan tidak mimpi tentang masa depan. Kenapa repot memikirkan yang masih ada di awang-awang. Nikmati saja yang ada di depan mata.
• Suka rutinitas. Dia merasa aman melakukan sesuatu dengan cara yang sama berulang-ulang
• Kalau Bos bilang, “Yuk kita brainstorm,” dia berpikir, “Aduh, mau apa lagi sih?”
• Berhadapan dengan teman yang menyampaikan ide-ide gila, dia langsung mendebatnya. Sensor merasa punya kewajiban untuk ‘meluruskan’ pendapat yang keliru.
Kalau si dia tipe Sensor
Sisi baiknya, si dia juga tak berharap muluk-muluk pada Anda. Sebagai manusia yang realistis, dia tahu banget nobody’s perfect. Kalau sudah cinta, dia siap menikahi Anda komplet dengan segala kelebihan dan kekurangan Anda….
Sisi ngeselinnya, setelah menikah, jangan harap dia masih sesekali ‘merayu’ Anda dengan membelikan perhiasan misalnya. Bukan berarti cintanya berkurang, tapi dia menunjukkannya dengan cara lain, misalnya membantu mengepel atau memotong rumput, atau menjaga anak bila Anda sedang repot. Ya, dia bisa diandalkan. Nah, tugas kita adalah memanjakan egonya!
• Puji dia tentang akal sehatnya, hargai setiap bantuannya.
• Berpartisipasi dalam kegiatannya, seperti menyelenggarakan pesta bersama, berkebun, nonton olahraga.
• Temani si dia ke acara-acara yang penting baginya.
• Bersabar mendengarkan ceritanya yang mendetail.
• Kalau dia mengajukan pertanyaan yang spesifik, jawab secara spesifik pula. Misalnya: “Mau kado ultah apa?” Jangan jawab: “Jam tangan seperti yang kemarin dipakai si X.” (Dia nggak bakal ngeh!) CC